assalamualaikum..buat pembaca blog saya,hari ini saya nak kongsikan lagi perkara yang menarik dan bermafaat untuk dibaca....SELAMAT MEMBACA...^_^
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri ..
Makan dan minum secukupnya
Agar cantik dan tampan, akhwat dan ikhwan tidak boleh makan
seenaknya/sesukanya dengan penuh kerakusan, tapi makan sebatas dapat
menegakkan tulang-tulangnya untuk mendapatkan tenaga dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari dengan baik.
Ingatlah firman Allah swt.:
"…makan dan minumlah, janganlah berlebih-lebihan/melampaui batas.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
(Q.S. Al A’raaf 7: 31). Kemudian dalam sebuah hadits diterangkan: "Dari
Ibnu Umar r.a. dari Nabi saw. sabdanya: "Orang-orang kafir makan dengan
tujuh perut, dan orang mukmin makan dengan sebuah perut." (H.R. Muslim).
Rasulullah saw. menghindari makan dan minum berlebih-lebihan. Beliau
makan dan minum hanya pada saat perut terasa lapar dan mengisi perut
dalam tiga bagian, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, dan
sepertiga untuk bernafas. Akibat banyak makan biasanya mudah obesitas,
mudah terkena penyakit, cenderung malas ibadah, malas bekerja. dll.
Berolah Raga
Supaya kecantikan/ketampanan yang telah Allah swt. anugerahkan pada
kita dapat dijaga, upayakan kondisi fisik selalu bugar melalui olah raga
sesuai minat/usia masing-masing. Aturlah waktunya disela-sela kesibukan
yang ada. Dalam suatu hadits diterangkan: "Orang mukmin yang kuat
adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang
lemah." (H.R. Muslim).
Dengan berolah raga insya Allah jasad
kita dapat lebih terawat, sehingga kondisi tersebut dapat membantu
ikhwan/akhwat melaksanakan tugas rutin sehari-hari dengan energik.
Menjaga kebersihan
Yang perlu dijaga kebersihannya adalah seluruh anggota badan dan
pakaian. Hadits Bukhari menerangkan: "… Mandilah pada hari Jumat dan
keramaslah meskipun kau tidak dalam keadaan junub dan pakailah
wewangian…" Perbedaan wewangian antara ikhwan dan akhwat ada, yaitu:
Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Parfum pria adalah yang tercium
aromanya dan tidak tampak warnanya dan parfum wanita adalah yang tampak
warnanya dan tidak tercium aromanya." (H.R. Tirmidzi dan An-Nasa’i).
Ikhwan/akhwat hendaknya dapat menjaga penampilan diri dari bau keringat
yang tidak sedap.
Juga dalam hadits Bukhari dan Muslim
diterangkan kebersihan badan seseorang dengan menjaga lima perkara yang
termasuk fitrah, yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu
ketiak, memotong kuku, dan memendekkan kumis.
Untuk kebersihan
pakaian, Imam Ahmad dan Nasai meriwayatkan hadts dari Jabir r.a., ia
berkata: "Rasulullah saw. pernah mengunjungi aku. Ketika beliau melihat
seorang laki-laki lewat dengan pakaian lusuh dan kumal, beliau bertutur:
Rupanya ia tidak mempunyai sabun untuk mencuci pakaiannya itu." Pada
hadits ini, Rasulullah saw. tidak menyukai seseorang yang bertemu dan
berkumpul dengan orang lain memakai baju yang kotor dan lusuh selama ia
mampu mencuci dan membersihkannya.
Rasulullah saw. mengajarkan
kita bahwa pakaian seorang muslim harus selalu rapi dam bersih, sehingga
penampilannya sedap di pandang mata. Tentu saja, pakaian tersebut tidak
perlu yang selalu baru apalagi kebiasaan mengoleksi baju dengan jumlah
berlebih-lebihan, yang terpenting adalah rapi dan bersih, karena pakaian
yang menjadi rizki kita sesungguhnya apa-apa yang sampai tidak dapat
terpakai lagi oleh diri masing-masing.
Menjaga kebersihan gigi
dan mulut, "Seandainya tidak memberatkan kepada umatku, pasti aku suruh
mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat." (H.R. Bukhari dan
Muslim).
Memelihara kebersihan rambut, Rasulullah saw.
bersabda: "Barang siapa yang memiliki rambut, maka hendaklah ia
menghormatinya (memeliharanya)." (H.R. Abu Daud dan Abu Hurairah r.a.).
Menghormati rambut itu maksudnya membersihkan, menyisir, memberi
wewangian (minyak rambut), dan memeliharanya dengan baik. Islam tidak
menyukai orang yang membiarkan rambutnya berantakan/acak-acakan, kotor,
dan bau.
Merapikan Diri
Firman Allah swt.:
"Katakanlah, siapakah yang mengharamkan perhiasan Allah yang Dia
keluarkan untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan)
rizki yang baik-baik?" (Q.S. Al A’raf 7: 32).
Dalam menafsirkan
ayat tersebut, Imam Qurthuby berkata: "Imam Makhul meriwayatkan dari
Aisyah r.a., ia bercerita: "Pernah sekelompok sahabat menunggu
Rasulullah saw. di depan pintu. Ketika beliau hendak keluar menemui
mereka, beliau bercermin di air yang ada di dalam bejana di dalam rumah.
Setelah beliau merapikan rambut dan jenggotnya, aku (Aisyah) berkata:
"Engkau lakukan ini, wahai Rasulullah?" "Ya, bila seseorang akan
menjumpai saudaranya hendaklah ia merapikan dirinya. Karena sesungguhnya
Allah itu indah dan mencintai keindahan," jawab Rasulullah saw."
Setiap orang perlu memelihara kerapian dirinya, janganlah membiarkan
diri dalam penampilan kusut dan kumal dengan dalih ingin zuhud.
Rasulullah saw. sendiri menganjurkan untuk berpenampilan rapi, padahal
beliau adalah orang yang paling tawadhu dan zuhud.
Maka, selama
memperapi diri itu tidak berlebihan, Allah swt. menganjurkan, "Hai anak
Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan
dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah: "Siapakah yang
mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkannya untuk
hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rizki yang
baik-baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) untuk orang-orang
beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari
kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang
mengetahui." (Q.S. Al A’raf 7: 31-32).
Namun wanita muslimah
tidak boleh tabaruj. Allah swt. telah melarang tabaruj melalui Q.S.
An-Nur 24 : 60 dan Q.S. Al Ahzab 33 : 59. Menurut Ibnu Katsir, tabaruj
berarti wanita yang keluar rumah dan berjalan/memamerkan diri di hadapan
laki-laki (tabaruj jahiliah). Menurut Bukhari, tabaruj adalah tindakan
seorang wanita yang menampakkan kecantikannya kepada orang lain, dan
menurut Muqatil tabaruj adalah wanita yang melepaskan jilbabnya,
memperlihatkan kalung dan gelangnya.
Juga wanita muslimah yang
benar selalu sadar dan ingat pada konsep sikap tawazun
(pertengahan/keseimbangan) dalam segala hal, jangan sampai
berdandan/merapikan diri berlebih-lebihan atau mengukur penampilan diri
berdasarkan kekayaan materi. "Celakalah hamba dinar dan dirham dan hamba
sutera dan beludru. Jika ia diberi nikmat, ia senang dan bila tidak
diberi ia benci." (H.R. Bukhari).
Yang terakhir, agar
penampilan ikhwan/akhwat dapat cantik dan tampan perlu dilengkapi dengan
terpeliharanya unsur akal pikiran dengan ilmu. Memang, tidak semua
orang punya kecerdasan dan kesempatan yang sama. Tetapi, ikhwan/akhwat
harus selalu mencari dan meminta tambahan ilmu kepada Allah swt.,
sebagaimana diterangkan dalam firman Allah swt., "…Dan Katakanlah, "Ya
Rabbi, tambahkanlah kepadaku ilmu." (Q.S. Thaha 20: 114). Dalam sebuah
hadits, Aisyah r.a berkomentar: "Sebaik-baik wanita adalah wanita
Anshar. Mereka tidak malu-malu untuk bertanya dalam rangka tafaquh
fiddin (mendalami masalah agama)." (H.R. Bukhari Muslim).
Oleh
karena itu, yang perlu tetap diusahakan adalah memiliki kepedulian untuk
selalu berusaha menambah/memahami/mengamalkan ilmu Islam sedikit demi
sedikit, adanya proses mencari ilmu sampai akhir hayat, sebab hal
tersebut akan menjadi landasan berfikir dan beramal seseorang. Begitu
pula ilmu lainnya, kita pelajari sebagai sarana bertaqarrub (mendekatkan
diri) kepada Allah swt. Sehingga insya Allah, dengan terpadunya unsur
hati, jasad/fisik, dan ilmu pada diri ikhwan dan akhwat, ketampanan dan
kecantikan kita dapat membawa keselamatan dunia dan akhirat. Wallahu
A’lam Bishshawab.
Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya
di kuburku, cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku, cahaya di
kananku, cahaya di kiriku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, cahaya
pada pendengaranku, cahaya pada penglihatanku, cahaya pada rambutku,
cahaya pada kulitku, cahaya pada dagingku, cahaya pada darahku, cahaya
pada tulang-tulangku. Wahai Tuhanku, besarkanlah bagiku cahaya dan
berikanlah bagiku cahaya dan jadikanlah padaku cahaya dan tambahkanlah
padaku cahaya, tambahkanlah padaku cahaya, tambahkanlah padaku cahaya.
Aamiin.
No comments:
Post a Comment